Posted by : Lonewolf Rabu, 22 Juli 2015

Aljabar telah berkembang sejak zaman Mesir Kuno lebih dari 3500 tahun yang lalu. Contohnya bisa dilihat pada lempengan lontar peninggalan bangsa Rhind. Orang - orang Mesir menulis permasalahan - permasalahan dalam kata - kata, menggunakan kata "heap" untuk mewakili bilangan apa saja yang tidak diketahui.



Sekitar tahun 300 S.M., seorang sarjana Yunani Kuno, Euiclid menulis buku yang berjudul Elements; dalam buku - buku tersebut ia mencantumkan beberapa "identitas" (rumus Aljabar yang benar untuk semua bilangan) yang ia kembangkan dengan mempelajari bentuk - bentuk geometris.








Orang - orang Yunani Kuno menuliskan permasalahan - permasalahan secara lengkap jika mereka tidak dapat memecahkan permasalahan - permasalahan tersebut dengan menggunakan geometri. Cara ini disebut "Aljabar retoris", yang membatasi kemampuan mereka untuk memecahkan permasalahan - permasalahan yang mendetil. Pada abad ke - 3, Diophantus of Alexandria (250 M) menulis sebuah buku berjudul Aritmetika, dimana ia menggunakan simbol - simbol untuk bilangan - bilangan yang tidak diketahui dan untuk operasi - operasi seperti penambahan dan pengurangan. Sistemnya tidak sepenuhnya dalam bentuk simbol; tetapi berada diantara sistem Euiclid dan apa yang digunakan sekarang ini. Untuk alasan ini, hal tadi dikenal sebagai "Aljabar sinkopasi".

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu

Followers

Blogger templates

- Copyright © Math and Human Civilization -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -